11 September 2010

Mudik : Sebuah Fenomena Sosial

"Jabir ra. Berkata : Rasulullah SAW datang ke Madinah, sedangkan bagi penduduk Madinah ada dua hari yang mereka ( bermain-main padanya dan merayakannya dengan berbagai permainan). Maka Rasulullah SAW bertanya : " Apakah hari yang dua ini ? " Penduduk Madinah menjawab : " Adalah kami dimasa jahiliyah bergembira ria padanya ". Kemudian Rasulullah bersabda : " Allah telah menukar dua hari itu dengan yang lebih baik yaitu Idul Adha dan Idul Fithri ". (HR Abu Dawud)

Sebenarnya Idul Fithri pertama-tama mengandung makna keruhanian. Tetapi dikarena dimensi sosial yang terjadi begitu besarnya, khususnya dimensi kekeluargaannya, maka Idul Fitri juga memiliki makna sosial yang sangat besar.

Sebenarnya jika kita menengok sebentar ke negeri paman sam : sekedar pengalaman singkat saya, disana juga ada satu hari yang memiliki kesan sosial yang amat besar yaitu Thanks Giving Day, Dimana kejadian seperti mudik di indonesia juga terjadi disana. Antusiasme yang begitu besar untuk sekedar makan bersama keluarga juga terjadi disana. Sama kan dengan yang terjadi di indonesia ketika Idul Fitri jutaan pemudik akan membanjiri setiap sudut jalan di indonesia baik yang urban bahkan yang bekerja/kuliah di luar negeripun akan pulang kampung. Tapi ada hal yang sangat kuat dimana kita harus mudik dan bertemu dengan keluarga dan tidak sekedar berkumpul dan makan bareng terlebih dari itu adalah suasana haru ketika seluruh anggota keluarga berkumpul dan saling mengucapkan "Taqoballallhu minna wa mnigkum" dan "Mina Aidzin wal Faizin", inilah sesungguhnya detik-detik yang begitu kuat daya magnetnya sehingga kiranya kurang Afdol jika kita mengucapkan mohon maaf hanya lewat media komunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar